A.
Proposisi
Proposisi
adalah kalimata pernyataan yang dapat digunakan sebagai data atau suatu
ekspresi verbal dari keputusan yang berisi pengakuan atau pengingkaran sesuatu
predikat terhadap suatu yang lain, yang dapat dinilai bener atau salah. Jenis-jenis
proposisi terbagimenjadi 4 bagian :
1.
Proposisi berdasarkan
Bentuk :
a.
Proposisi
tunggal adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan 1 predikat.
Contoh : Adi bermain.
Contoh : Adi bermain.
b.
Proposisi
majemuk adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan lebih dari 1 predikat.
Contoh : Intan belajar matematika dan fisika di kamar.
Contoh : Intan belajar matematika dan fisika di kamar.
2.
Proposisi
berdasarkan Sifat :
a.
Proposisi
Kategorial adalah proposisi dimana hubungan antara subyek dan predikatnya
mempunyai syarat apapun
Contoh : Setiap pengendara motor harus memakai helem.
Contoh : Setiap pengendara motor harus memakai helem.
b.
Proposisi
kondisional adalah proposisi dimana hubungan antara subjek dan predikat
membutuhkan syarat tertentu.
Contoh : Jika dede lulus sidang makan dia akan mengadakan syukuran di rumahnya.
Contoh : Jika dede lulus sidang makan dia akan mengadakan syukuran di rumahnya.
3.
Proposisi
berdasarkan kualitas:
a.
Proporsisi
positif, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau membenarkan
subjeknya.
Contoh : Semua jerapah berleher panjang.
Contoh : Semua jerapah berleher panjang.
b.
Proporsisi
negatif, yaitu proporsisi dimana predikatnya menolak atau tidak mendukung
subjeknya.
Contoh : Tidak ada burung yang berkaki empat.
Contoh : Tidak ada burung yang berkaki empat.
4.
proporsisi
berdasarkan kuantitas:
a.
Proporsisi
universal, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari semua.
Contoh : Semua pengendara motor di Indonesia mememiliki SIM.
Contoh : Semua pengendara motor di Indonesia mememiliki SIM.
b.
Proporsisi
spesifik / khusus, yaitu proporsisi yang predikatnya membenarkan sebagian
subjek.
Contoh : Tidak semua siswa/i pintar dalam pelajaran.
Contoh : Tidak semua siswa/i pintar dalam pelajaran.
B.
Implikasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia
implikasi mempunya arti yaitu akibat.kata implikasi sendiri dapat merujuk ke
beberapa aspek salah satu aspek yang akan saya bahas kali ini implikasi
manajerial. Dalam manajemen sendiri terdapat 2 implikasi yaitu :
1.
Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis,
pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2.
implikasi kebijakan meliputi sifat substantif,
perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.
Secara umum implikasi adalah sesuatu
yang ada karena sudah adanya rangkuman yang berisi fakta – fakta yang berasal
dari data yang sudah dikumpulkan.
Contoh kalimat Implikasi
Contoh kalimat Implikasi
a. Hari ini matahari bersinar terang
benderang sejak pagi.
b.
Alat
pengukur panas di Kemayoran memperlihatkan angka tiga puluh lima derajat
Celsius.
c.
Semua
makanan yang dihidangkan itu habis dimakannya.
d. Anak itu harus dipersalahkan karena
ialah yang lebih dahulu mengganggu kawannya.
C. Inferensi
Inferensi adalah tindakan atau
proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau
dianggap benar. Kesimpulan yang ditarik juga disebut sebagai idiomatik. Hukum
valid inference dipelajari dalam bidang logika. Proses di mana kesimpulan disimpulkan
dari pengamatan beberapa disebut penalaran induktif .
Kesimpulannya mungkin benar atau salah, atau benar dalam tingkat tertentu
akurasi, atau yang benar dalam situasi tertentu. Kesimpulan disimpulkan dari
pengamatan beberapa dapat diuji oleh pengamatan tambahan.
Secara umun inferensi adalah suatu proses unutk menghasilkan informasi
dari fakta yang diketahui.
Contoh inferensi
Catatan: tidak ada definisi inferensi deduktif
telah ditawarkan. definisi yang ditawarkan adalah untuk inferensi INDUKTIF.
1. Filsuf Yunani didefinisikan sejumlah silogisme , bagian tiga kesimpulan yang
benar, yang dapat digunakan sebagai blok bangunan untuk penalaran yang lebih
kompleks. Kita mulai dengan yang paling terkenal dari mereka semua:
a. Semua
manusia fana
b. Socrates
adalah seorang pria
c. Oleh
karena itu, Sokrates adalah fana.
2. Validitas
kesimpulan tergantung pada bentuk kesimpulan. Artinya, kata “berlaku” tidak
mengacu pada kebenaran atau kesimpulan tempat, melainkan dengan bentuk
kesimpulan. Inferensi dapat berlaku bahkan jika bagian yang palsu, dan dapat
tidak valid bahkan jika bagian-bagian yang benar. Tapi bentuk yang valid dengan
premis-premis yang benar akan selalu memiliki kesimpulan yang benar. Sebagai
contoh, perhatikan bentuk berikut symbological trek:
a. Semua
apel biru.
b. Pisang
adalah apel.
c. Oleh
karena itu, pisang berwarna biru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar