KEINDAHAN DAN MANUSIA
Ø Definisi Keindahan
Keindahan merupakan suatu hal abstrak yang memiliki
penilaian tersendiri bagi setiap orang yang melihat dan menikmatinya. Oleh
sebab itu keindahan memiliki arti yang bersifat universal. Keindahan hanya bisa
dinyatakan jika berhubungan dengan suatu bentuk tertentu, karena dari
bentuk-bentuk itulah keindahan dapat dikomunikasikan. Jadi, sulit bagi kita
ketika harus berbicara tentang keindahan tapi mudah jika kita berbicara
mengenai sesuatu yang indah. Bentuk-bentuk yang misalnya dapat menggambarkan
keindahan adalah pemandangan alam, lukisan, film dan lain-lain.
Cakupan keindahan adalah sebanyak keanekaragaman manusia yang ada di dunia ini,
sehingga keindahan dapat berkembang seiring berjalannya waktu dan dapat
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Manusia menyukai keindahan pada
dasarnya karena keindahan dapat menimbulkan perasaan senang, kagum, tenang, dan
lain-lain sehingga terkadang manusia menciptakan sendiri keindahan untuk
dinikmati bersama. Jadi, keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok
tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut
adalah keselarasan (harmony), kesatuan (unity), kesetangkupan (symmetry),
keseimbangan (balance), dan perlawanan (contrast). Dengan kata lain keindahan
dapat disimpulkan pula sebagai keselarasan oleh beberapa hal yang memiliki
suatu hubungan dari suatu benda terhadap pengamatnya.
Di dalam kebudayaan terdapat keindahan-keindahan atau nilai estetis yang
menjadikan ciri bagi kebudayaan tersebut, oleh karena itu jelas sekali hubungan
antara manusia, keindahan, dan kebudayaan, karena adanya keterikatan dari
hal-hal tersebut. Manusia menyukai keindahan, manusia kemudian mewujudkannya
dalam sebuah apresiasi yang kemudian dapat membentuk suatu kebudayaan tertentu.
Akan tetapi dibutuhkan suatu ilmu khusus untuk menciptakan keindahan dan
kebudayaan yang dapat dinikmati oleh seluruh manusia.
Ø Perbedaan antara keindahan sebagai
suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah
Jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk
itu keindahan berkomunikasi
Menurut
cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan
sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa
Inggris sering dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful”
(benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini
kadang-kaang dicampuradukkan saja.
Disamping itu
terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni
a. keindahan
dalam arti luas
b. keindahan dalam arti estetis murni
c. keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan
b. keindahan dalam arti estetis murni
c. keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan
Keindahan alam arti luas merupakan pengertian
semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato
misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang
Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga
menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah.
Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adapt
kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti
estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan
harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan
seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan
keindahan intelektual.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut
pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang
dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga
hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa
keindahan dari bentuk dan warna.
Ø Nilai Estetik
Dalam rangka teori umum tentang nilai The
Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu
jenis nilai sepertihalnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan
sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam
pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas
psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat
dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang
dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai terbukti ketakbenarannya.
Tentang nilai ada yang membedakan antara
nilai subyektif dan nilai obyektif. Atau ada yang membedakan nilai perseorangan
dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai
instrinsik dan nilai ekstrinsik. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu
benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya ( instrumental/contributory)
yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai instrinsik adalah
sifat baik dari benda yang bersangkutan, atu sebagai sesuatu tujuan, atau demi
kepentingan benda itu sendiri. Sebagai contoh :
Puisi
Bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi
baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin
disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda ) puisi itu disebut nilai
instrinsik. Tarian damarwulan Minakjonggo merupakan nilai ekstrinsik, sedang
pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan
merupakan nilai instrinsik.
Ø Keindahan yang seluas – luasnya
Keindahan
itu tidak bisa disamakan dengan materi tetapi keindahan itu adah kepuasan yang
muncul dari dalam hati dan sesuatu yang kita bayangkan karena kita ingin
mencapainya, butuh waktu untuk menimbulkan keindahan dalam diri, disaat ke
indahan itu muncul maka tercipatalah kedamaina dalam hati kita yang merasakan
keindahan.
Dalam
pembatasan filsafat kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan saja
Disamping itu terdapat pula perbedaan menurnt luasnya pengertian, yakni :
a) keindahan dalam arti yang luas
b) keindahan dalam arti estetis murni
c) keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
a) keindahan dalam arti yang luas
b) keindahan dalam arti estetis murni
c) keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
Keindahan
dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang
didalamnya tercakup pula kebaikan.
Keindahan yang
seluas-luasnya meliputi :
- Keindahan alam
- Keindahan seni
- Keindahan moral
- Keindahan intelektual
Keindahan
ini lah yang mencakup semua nilai keindahan yang pada dasarnya mempunyai nilai
tersendiri , dengan cara pandang yang berbeda pada setiap manusia.
Keindahan tersusun dari
berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan
kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan
hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan
si pengamat.
Manusia menikmati
keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan
biasanya bersipat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak
terbatas pada dua bidang tersebut keindahan tersebut pada dasarnya adalah
alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan.
Ø
Perbedaan nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik
Unsur intrinsik
adalah hal-hal atau informasi, refrensi atau bahan2 dasar yang terkandung dalam
sebuah karya hingga karya itu tercipta secara utuh. Unsur intrinsik dalam suatu
objek, bisa berupa apa saja yang membentuk objek tersebut. lawan dari intrinsik
adalah ekstrinsik. Yaitu, hal-hal atau informasi, refrensi atau materi dasar di
luar karya tersebut yang ikut mendukung terciptanya sebuah karya. Biasanya
unsur ekstrinsik ini berkaitan dengan gejolak atau situasi jaman yang
mempengaruhi si seniman dalam menciptakan karyanya itu.
Tapi di lihat dari
sudut pandang suatu objek dalam menilai keindahan nilai ekstrinsik dan
intrinsik memiliki perbedaan sebagai berikut. Nilai ekstrinsik adalah
nilai-nilai yang tidak dapat dinilai oleh panca indera, berkenaan aspek
kejiwaan, filsafat atau psikologi, serba noumena, transendental. Nilai
ekstrinsik hanya bisa dirasai oleh jiwa, intuisi dan naluri dengan pendekatan
ilmu, filsafat, kebudayaan dan sisi pribadi individu. Berbeda dengan nilai
intrinsik yang lebih kepada penilaian berdasarkan pada apa yang terlihat saja
oleh mata dan imajinasi seseorang, tanpa mempertimbangkan aspek lain. Dengan
kata lain nilai intrinsik adalah nilai-nilai yang berasal dari penilaian panca
indera yang hanya berdasarkan pada logika.
Ø Pengertian tentang kontemplasi dan ekstansi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang
merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam
untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil
penciptaan.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kontemplasi dan
ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor
pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi merupakan faktor
pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat atau tingkat
kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan
terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda.
Manusia menciptakan
berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami tersebut.
Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau pemikiran
pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan manusia dalam
lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain sebagai tujuan juga
sebagai cara atau jalan mencari keserba sempurnaan kehidupan manusia.
Ø
TEORI-TEORI RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung,
artinya : diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan
dalam-dalam. Renungan adalah hasil dari merenung. Dalam merenung untuk
menciptakan seni ada beberapa teori, diantaranya :
- Teori Pengungkapan
Dalil dari teori ini adalah ” Arts are in expression of human feeling ” (
seni adalah merupakan ungkapan dari perasaan manusia ).
Teori ekspresi yang paling terkenal adalah filsuf
Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah
diterjemahkan dalam bahasa Inggris ” Aesthetic as Science of Expression and
General Lingusitic “. Beliau menyatakan bahwa ” art is expression of
impressions ” (seni adalah ungkapan dari kesan-kesan). Expression sama dengan
intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui
penghayatan tentang hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan
(images).
Menurut Leo
Tolstoi kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan
yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan
perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara, dan bentuk yang diungkapkan
dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami
perasaan yang sama.
- Teori Metafisik
Teori yang
bersifat metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari
Plato yang karya-karya tulisannya sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi
keindahan dan teori seni. Sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan
adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita ilahi. Pada tahap
yang lebih rendah terdapat realita duniawi yang merupakan cerminan semu yang
mirip realita ilahi itu.
Contoh : Plato mengemukakan ide ke-ranjangan yang
abadi, asli indah dan sempurna ciptaan Tuhan. Dan kemudian tukang kayu membuat
ranjang dari kayu yang merupakan ide tertinggi ke-ranjangan itu. Dan akhirnya
seniman meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya ke dalam lukisan.
Dalam zaman
modern suatu teori seni lainnya yang bercorak metafisis dikemukakan oleh
filsuf Arthur Schopenhauer (1788-1860). Menurut beliau seni adalah
suatu bentuk dari pemahaman terhadap realita. Dan realita yang sejati adalah
suatu keinginan (will) yang sementara.
Dengan
melalui perenungan semacam ini lahirlah karya seni. Seniman besar adalah
seseorang yang mampu dengan perenungannya itu menembus segi-segi praktis dari
benda-benda sekelilingnya dan sampai pada maknanya yang dalam, yakni memahami
ide-ide dibaliknya.
- Teori Psikologis
Suatu teori
lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan
oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert
Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan
batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni
semacam permainan yang menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia
berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan.
Bagi Spencer, permainan itu berperan untuk mencegah kemampuan-kemampuan
mental manusia menganggur dan kemudian menciut karena disia-siakan.
Teori lain
yang dapat dimasukkan ke dalam teori psikologis adalah teori penandaan
(signification theory) yang memandang seni sebagai suatu lambang atau tanda
dari perasaan manusia.
Ø Teori-teori
keserasian
Keserasian Berasal dari kata
"serasi" artinya cocok atau sesuai, memilki faktor perpaduan dan
keseimbangan. Dalam hubungannya dengan keindahan, keserasian memiliki makna
perpaduan antara berbagai unsur yang menjadi satu sehingga menimbulkan satu
bentuk keindahan. Sehingga keserasian memiliki hubungan yang erat kaitannya
dengan keindahan, tanpa adanya keserasian, keindahan tidak akan terwujud dalam
sebuah karya atau benda yang diciptakan manusia dalam tujuan estetika.
Keserasian sangat berhubungan dengan keindahan, sesuatu yang serasi akan tampak
indah. Dalam keselarasan seseorang memiliki perasaan seimbang, dan mempunyai
cita rasa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat ditengah-tengah
kesempurnaan yang menyenangkan hati .
Karena itu, dalam keindahan itu, sebagian besar ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualita/ pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal; Kualita yang paling sering disebut adalah Kesatuan (Unity), Keselarasan (Harmony), Ketangkupan (Symetry), Keseimbangan (Balance) dan Pertentangan (Cont rast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu di katakan tersusun dari berbagai keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk dan kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa Kei ndahan adalah suatu kumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Karena itu, dalam keindahan itu, sebagian besar ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualita/ pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal; Kualita yang paling sering disebut adalah Kesatuan (Unity), Keselarasan (Harmony), Ketangkupan (Symetry), Keseimbangan (Balance) dan Pertentangan (Cont rast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu di katakan tersusun dari berbagai keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk dan kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa Kei ndahan adalah suatu kumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Keserasian adalah kecocokan yang
mengandung unsur perpaduan,pertentangan, ukuran dan kesimbangan, yang terdiri
dari: Teori Objectif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptak
nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah
yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.Pendukung teori
objectif adalah Plato, Hegel.Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang
menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam
diri sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung nya adalah Henry Home,
Earlof Shaffesburry.
Hubungan antara penderitaan dan
perjuaangan
Setiap manusia pasti akan merasakan suatu
penderitaan,baik penderitaan yang bersifat berat ataupun ringan. Penderitaan
merupakan suatu kenyataan hidup yang bersifat kodrati sehingga tidak dapat di
pungkiri dan harus di terima oleh setiap manusia. Penderitaan dikatakan sebagai
kodrat dari manusia karena memang sudah menjadi konsekuensi hidup manusia yang
tidak hanya akan merasakan kebahagiaan namun juga akan merasakan penderitaan.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya
meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang mengahadapi tantangan
hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai
doa kepada tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
Banyak sekali contoh manusia yang mampu berjuang
dan dapat bangkit dari keterpurukan akibat penderitaan. Lihat saja para
hidup para pemimpin bangsa dan orang-orang besar di dunia. Sebagian dari hidup
mereka telah dilalui dengan penderitaan dan perjuangan . Misalnya saja Bung
Karno dan Bung Hatta yang berulang kali masuk keluar penjara dalam perjuangannya
untuk meraih kemerdekaan bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar