Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society)
adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah
suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah
sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).(Definisi
dari : wikipedia)
Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat yang tinggal
di perkotaan yakni daerah yang lebih maju dan berkembang disebut juga urban
community, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Kehidupan agama mulai kendor
- Memiliki sifat individual yang tinggi
- Pembagian kerja lebih tegas
- Lapangan pekerjaan lebih luas
- Pola pikir rasional
- Perubahan sosial tampak nyata
Masyarakat Perdesaan
Masyarakat perdesaan merupakan masyarakat yang
bertempat tinggal di kawasan pedesaan yakni daerah yang masih alami atau belum
ada perubahan dalam pembangunan yang signifikan. desa memiliki penduduk kurang
dari 2500 menurut Paul H Landis.
Ciri-ciri
masyarakat perdesaan :
- Kekerabatan masih tinggi, dimana saling bergaul dan kenal satu sama lain
- Ada pertalian perasaan terhadap kebiasaan
- Mata Pencaharian masih terpusat pada Agraris
- bersifat homogen dalam kemasyarakatan
- jumlah dan kepadatan penduduk
- lingkungan hidup
- mata pencaharian
- corak kehidupan sosial
- stratifikasi sosial
- mobilitas sosial
- pola interaksi sosial
- solidaritas sosial
- kedudukan dalam sistem hirearki administrasi nasional
Interaksi kota dan desa atau Interaksi wilayah
(Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara
dua wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala, kenampakkan dan
permasalahan baru, secara langsung maupun tidak langsunghubungan timbal balik
yang saling mempengaruhi sehingga terjadi perpindahan barang,
gagasan/informasi, inovasi, manusia dan energi
Dampak
positif
- Pengetahuan penduduk desa meningkat
- Banyak guru dari kota menjadi penggerak pembangunan desa
- Transportasi desa-kota semakin lancar menyebabkan komuniklasi dan pergerakan barang semakin lancar
- Tekhnologi tepat guna dibidang pertanian, peternakan dapat meningkatkan produktifitas desa
- Masuknya para ahli berbagai disiplin ilmu kedesa
Dampak
negative
- Modernisasi kota dapat mengubah cara hidup pemuda desa
- Pengaruh televisi dan film kekerasan dan berbahaya bagi budaya masryarakat desa
- Perluasaan kota dapat menyebabkan alih fungsi lahan di desa
- Masuknya kehidupan kota yang kurang sesuai budaya desa dapat mengubah tata pergaulan dan budaya desa
- Meningkatnya pengangguran, tunawisma, tuna susila di kota
PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL DAN
INTEGRASI MASYARAKAT
Perbedaan Kepentingan
Kepentingan
merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Tingkah laku individu
merupakan cara atau alat dalam memenuhi kepentingannya. Ada 2 jenis
kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan
biologis dan sosial/psikologis. Perbedaan kepentingan itu antara lain:
1. Kepentingan
individu untuk memperoleh kasih sayang.
2. Kepentingan
individu untuk memperoleh harga diri.
3. Kepentingan
individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
4. Kepentingan
individu untuk memperoleh potensi dan posisi.
5. Kepentingan
individu untuk membutuhkan orang lain.
6. Kepentingan
individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya.
7. Kepentingan
individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
8. Kepentingan
individu untuk memperoleh kemerdekaan diri
Prasangka
dan Diskriminasi
Prasangka dan diskriminasi dua hal yang ada
relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan,
perkembangan, dan bahkan integrasi masyarakat. Kerugian prasangka melalui
hubungan pribadi dan akan menjalar bahkan melembaga (turun-temurun). Jadi
prasangka dasarnya pribadi dan dimiliki bersama. Perbedaan terpokok antara
prasangka dan diskriminatif adalah prasangka menunjukkan pada aspek sikap,
sedangkan diskriminatif pada tindakan. Sikap adalah kecenderungan untuk
berespons baik secara positif atau negatif terhadap orang, obyek atau situasi.
Dalam konteks realitas, prasangka diartikan: “Suatu
sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu, yang terbentuk terlalu
cepat tanpa suatu induksi. Diskriminatif merupakan tindakan yang realistis”.
Dapat disimpulkan bahwa prasangka itu muncul sebagai akibat kurangnya
pengetahuan, pengertian dan fakta kehidupan, adanya dominasi kepentingan
golongan atau pribadi, dan tidak menyadari atau insyaf akan kerugian yang bakal
terjadi. Tingkat prasangka itu menumbuhkan jarak sosial tertentu di antara
anggota sendiri dengan anggota kelompok luar.
Sebab-sebab
terjadinya prasangka:
·
Pendekatan
Historis
Pendekatan ini berdasarkan teori pertentangan kelas,
menyalahkan kelas rendah di mana mereka yang tergolong kelas atas mempunyai
alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah
·
Pendekatan
Sosiokultural dan Situasional
Mobilitas sosial: gerak perpindahan dari strata satu
ke strata sosial lainnya. Artinya kelompok
orang yang mengalami penurunan status akan terus mencari alasan mengenai nasib
buruknya.
Konflik antara kelompok: prasangka sebagai realitas
dari dua kelompok yang bersaing.
Stagma perkantoran: ketidakamanan atau ketidakpastian
di kota disebabkan oleh “noda” yang dilakukan oleh kelompok tertentu.
Sosialisasi: prasangka muncul sebagai hasil dari
proses pendidikan, melalui proses sosialisasi mulai kecil hingga dewasa.
·
Pendekatan
Kepribadian
Teori ini menekankan pada faktor kepribadian sebagai
penyebab prasangka, disebut dengan frustasi agresi. Menurut teori ini keadaan
frustasi merupakan kondisi yang cukup untuk timbulnya tingkah laku agresif.
·
Pendekatan
Fenomenologis
Pendekatan ini ditekankan pada bagian individu
memandang atau mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang
menyebabkan prasangka.
·
Pendekatan
Naïve
Bahwa prasangka lebih menyoroti obyek prasangka tidak
menyoroti individu yang berprasangka.
Prasangka bisa diartikan sebagai suatu sikap yang
terlampau tergesa-gesa berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat
berat sebelah dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan
terhadap suatu realita). Sikap berprasangka jelas tidak adil, sebab sikap yang
diambil hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang di dengar.
Etnhosentrisme
Stereotype
Ethnosentrisme yaitu sikap untuk menilai unsur-unsur
kebudayaan orang lain dengan mempergunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri.
Sikap ini dianggap bahwa kebudayaan dirinya lebih unggul dari kebudayaan
lainnya.
Stereotype yaitu gambaran dan ajakan ejek. Stereotype
diartikan sebagai tanggapan mengenai sifat-sifat dan waktu pribadi orang atau
golongan lain yang bercorak negatif sebagai akibat tidak lengkapnya informasi
dan sifatnya yang subyektif
Konflik
dalam Masyarakat
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan
dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misal kebencian
atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu
individu sampai kepada lingkup yang luas, yakni masyarakat:
·
Pada taraf
di dalam diri seseorang, konflik menunjuk pada adanya pertentangan atau
emosi-emosi dan dorongan-dorongan antagonistic di dalam diri seseorang.
·
Pada taraf
kelompok, konflik-konflik ditimbulkan dari konflik-konflik yang terjadi dalam
diri individu dari perbedaan-perbedaan anggota kelompok dalam tujuan, nilai,
norma serta minat untuk menjadi anggota kelompok.
·
Pada taraf
masyarakat, konflik bersumber pada perbedaan nilai dan norma kelompok dengan
nilai dan norma kelompok lain.
Tipe konflik ini timbul dari proses-proses yang tidak
rasional dan emosional dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Upaya untuk
memecahkan konflik selalu timbul selama berlangsungnya kehidupan suatu
kelompok, namun terdapat perbedaan-perbedaan di dalam sifat dan intensitas
konflik pada berbagai tahap perkembangan kelompok. Adapun cara-cara pemecahan
konflik sebagai berikut:
·
Elimination:
Pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik.
·
Subjugation
atau Domination: Orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat
memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya.
·
Majority
Rule: Suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan,
tanpa mempertimbangkan argumentasi.
·
Minority Consent:
Kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa
dikalahkan, dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan
bersama.
·
Compromise
(Kompromi): Kedua atau semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik,
berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
·
Integration:
Pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah
kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua
pihak.
Usaha-usaha untuk menghindari perbedaan-perbedaan dan
untuk memendam konflik-konflik, tidak pernah berhasil dalam waktu yang lama.
Kesatupaduan di dalam perbedaan-perbedaan merupakan suatu nilai yang menghargai
perbedaan, yang menggunakan perbedaan-perbedaan tersebut untuk memperkuat
kelompok.
Integrasi
Masyarakat dan Nasional
Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama
dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga,
lembaga-lembaga, dan masyarakat secara keseluruhan Integrasi masyarakat
akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di dalam
masyarakat, sehingga tidak terjadi konflik.
Dalam memahami integrasi masyarakat, kita juga
mengenal integrasi nasional, yaitu organisasi-organisasi formal yang melalui
mana masyarakat menjalankan keputusan-keputusan yang berwenang. Untuk
terciptanya integrasi nasional, perlu adanya suatu jiwa, asas spiritual,
solidaritas yang besar. Perlu dicari bentuk-bentuk akomodatif yang dapat
mengurangi konflik sebagai akibat dari prasangka, yaitu melalui 4 sistem:
- Sistem budaya seperti nilai-nilai Pancasila dan UUD 45.
- Sistem sosial seperti kolektiva-kolektiva sosial dalam segala bidang.
- Sistem kepribadian yang terwujud sebagai pola-pola penglihatan, perasaan, pola-pola penilaian yang dianggap pola keindonesiaan.
- Sistem organik jasmaniah, di mana nasion tidak didasarkan atas persamaan ras.
Untuk mengurangi prasangka ke-4 sistem itu harus
dibina, dikembangkan dan memperkuatnya sehingga perwujudan nasion Indonesia
tercapai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar